Gereja Katedral selalu menjadi sorotan media massa setiap hari natal yang merupakan Gereja Katolik di Batavia yang dinamakan Gereja Santa Maria di Jakarta.
Gereja Katedral dengan pelayanan oleh Pastor Nelissen di tahun 1809 awalnya dengan bentuk rumah bambu berukuran kecil pada saat itu namun digunakan sebagai tempat ibadah juga sekaligus rumah tinggal para pastoral.
1 tahun kemudian, Gubernur Belanda pun memberikan tempat baru untuk Gereja Katedral di daerah Senen. Dan hal ini membuat perhatian para rakyat dari pergantian kekuasaan Batavia ke Inggris pada saat itu yang dimana para rakyat Inggris menganut agama Katolik.
Setelah di renovasi, Gereja Katedral di kawasan Senen ini bisa menampung hingga 200 umat didalamnya. Awalnya, Gereja itu tidak berdiri lama karena terjadi kebakaran di tahun 1825 hingga menghanguskan banyak perumahan di Senen.
Bangunan di Gereja hanya mengalami kerusakan di beberapa bagian dan tidak semuanya terbakar dan tidak di renovasi karena itu bukan tanah milik mereka.
Setelah kejadian itu, gereja ini pun berpindah tempat di rumah dinas para gubernur jenderal yang sudah kosong hingga ditetapkan sampai sekarang.
Sudah lebih daari 50 tahun berdiri disana dan Gereja ini harus menghadapi cobaan lagi yang dimana gereja ini ambruk dengan sendirinya tidak tau apa yang terjadi dan siapa yang melakukannya.
Kejadian tersebut terjadi setelah 3 hari dari hari paskah dan hal itu membuat kondisi gereja sangat rusak parah dan tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.
Dan penggunaan gereja pun menggunakan garasi kereta kuda yang merupakan gereja darurat untuk sementara waktu.
Renovasi pun dilakukan satu tahun setelah kejadian itu dan pengerjaannya mencapai kurang lebih 1- tahun karena sedikit terhambat dalam pembangunannya.
Di tahun 1901, Gereja Katedral pun diresmikan dan dinamakan gereja Santa Maria dengan gaya arsitektur Neo-gotik dan bentuk denah Gereja ini berbentuk salib melambangkan agamanya.
Pintu masuknya terdapat patung Santa Maria dan terdapat tulisan dibawahnya yang berarti Segala Keturunan Menyebut Aku Bahagia dan tiga menara dengan ketinggian 45 meter dari dasar bangunan Gereja yang bernama Menara Angelus Dei.
Menara yang kedua adalah Menara Benteng Daud yang dimana memiliki ketinggian setinggi 60 meter dan terletak berada di sisi kiri pintu masuk utama dan terdapat jendela kaca bundar dengan sebutan Rozeta menurut umatnya.
Dan menara yang terakhir bernama Menara Gading dengan tinggi yang sama setinggi 60 meter namun berada di sisi kanan pintu masuk utama seperti sayap kiri dan kanan yang diisikan Menara Benteng Daud dan Menara Gading dengan terdapat sama-sama jendela kaca bundar.
Gereja ini sekarang berlokasi di Jalan Katedral, Pasar Baru Sawah Besar, Jakarta Pusat dan sudah ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi pemerintah dan merupakan penopang penerus budaya Katolik di Indonesia terutama Jakarta.
Katedral juga memiliki berbagai benda bersejarah yang diletakkan di museum dekat dengan Gua Maria dan museum ini terbuka pada masyarakat umum dengan semua agama boleh memasukinya dengan gratis mengetahui perjalanan panjang gereja ini.
Hingga sekarang, Gereja Katedral atau biasa disebut Gereja Santa Maria ini masih digunakan hingga sekarang dan sangat ramai di hari-hari besar seperti natal.
Nah, itulah sejarah singkat Gereja Katedral alias Santa Maria yang mengalami 2 kali kehancuran hingga harus berpindah tempat. Karena pemeluk agama Katolik yang tetap berpegang teguh dengan agamanya, Gereja ini pun tetap bisa bangkit dari berbagai ancaman.
Semoga Bermanfaat.